1. PERILAKU PROAKTIF
Hubungan Kita dengan Lingkungan
Rangsangan Kebebasan Tanggapan
Memilih
Tanggapan ada dua yaitu REAKTIF dan PROAKTIF.
APA ITU RESPON REAKTIF ?
Reaktif
adalah sikap seseorang yang bereaksi negatif terhadap lingkungannya. Mereka
berasumsi kalau ia adalah korban dari lingkungan sekitar. Korban dari keluarga,
teman, sekolah/universitas, kantor / tempat kerja, dan sebagainya.
Mengetahui bahwa ia adalah korban lingkungan, ia pun mengambil langkah reaktif,
yaitu MENGELUH saja. Istilah lain dari tindakan ini adalah membiarkan
lingkungan yang mengambil alih kehidupan kita
TEORI REAKTIF
Menurut Covey, individu reaktif seringkali
dipengaruhi oleh lingkungan fisik mereka. Jika cuaca bagus, maka individu
reaktif senang. Jika tidak, cuaca mempengaruhi sikap dan prestasi kerja.
Individu reaktif juga dipengaruhi oleh ‘cuaca sosial’. Ketika orang
memperlakukan mereka dengan baik, mereka senang. Jika orang tidak memperlakukan
mereka dengan baik, mereka menjadi defensif. Individu reaktif juga lari dari
tanggung jawab.
THE EXAMPLES OF REACTIVE…
1. “Sial ! Gara-gara dia hari gw jadi kacau!” (MENYALAHKAN ORANG LAIN).
2. AKU EMANG GINI KOK..”(Bukan aku yang bertanggung jawab atas sikapku, aku tidak mungkin berubah, aku sudah ditakdirkan seperti ini).
3. Seandainya saya mempunyai pacar yang lebih sabar.”.“Seandainya saya dilahirkan dilingkungan orang kaya.”. Aku tidak dapat mengendalikan kebahagiaanku sendiri, keadaanlah yang mengendalikannya, aku harus mengalami keadaan tertentu baru bahagia.
UNTUK ITU, KITA BUTUH TOMBOL PAUSE yaitu
BERHENTI SEJENAK DAN BERPIKIR UNTUK MEMBERI TANGGAPAN LEBIH BIJAK.
BERTINDAKLAH BERDASARKAN NILAI-NILAI BUKAN BERDASARKAN EMOSI DAN KEADAAN.
Manusia tidak perlu menyalahkan lingkungan
sekitar atas hal-hal yang dialaminya. Karena manusia sendiri memiliki kemampuan
untuk mengubah kondisi sekitarnya. Namun, kita juga perlu menyadari bahwa ada
hal-hal yang mampu kita ubah, ada juga yang belum dapat kita ubah.
TEORI PROAKTIF.
Menurut Covey, bersikap proaktif lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggungjawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang), serta bertanggungjawab membuat pilihan berdasarkan prinsip dan nilai bukan berdasarkan suasana hati.
Individu proaktif adalah pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, tidak bersikap reaktif, dan tidak menyalahkan orang lain
JADILAH PROAKTIF
1.Bertanggung jawab penuh atas semua perilaku dan
tindakan kita,
2.Bertanggung
jawab atas pilihan yang kita ambil dan konsekuensinya,
3.Bertanggung
jawab untuk mengambil inisiatif dan mewujudkan apa yang kita inginkan.
REAKTIF Tidak Efektif : Kita adalah produk dari kondisi di sekitar kita, berdasarkan perasaan.
Efektif PROAKTIF : Saya adalah produk dari pilihan-pilihan saya
4 Karunia Manusia:
Kesadaran Diri
Hati Nurani
Daya Imajinasi
Kehendak Bebas
4 KARUNIA MANUSIA
(BEKAL UNTUK PROAKTIF)
1. KESADARAN DIRI : Mengamati pikiran dan masuk melakukan perubahan. Kemampuan melihat, memikirkan, dan menilai diri sendiri. Contohnya memahami kelebihan dan kelemahan diri, serta mampu mengkaji penyebab kegagalan yang dialami.
2. HATI NURANI : Perhatikan suara batin. EVALUASI DAN AMATI KEHIDUPAN KITA. Kemampuan individu dalam menyeleksi tindakan yang benar atau salah berdasarkan norma agama dan norma yang berlaku di masyarakat serta tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
3. DAYA IMAJINASI : Membayangkan respon/tanggapan jangka pendek maupun jangka panjang.
“SAYA DAPAT MENGENDALIKAN DIRI”
Dengan demikian, imajinasi dapat memberikan inspirasi untuk menemukan hal-hal baru.
Imajinasi dibagi 2 :
1. Imajinasi yang dapat dikendalikan atau imajinasi sehat, contohnya imajinasi antisipatif dan imajinasi kreatif.
2. Imajinasi tidak sehat atau imajinasi yang tidak dapat dikendalikan, contohnya halusinasi dan angan-angan.
4. KEHENDAK BEBAS:
Menurut Covey, kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri kita bebas dari semua pengaruh lain. Bebas yang dimaksud adalah bebas yang berlangsung dalam keterikatan terhadap norma.
Jadi, kehendak bebas bukan berarti bebas berbuat semena-mena, melainkan bebas mengambil sikap.
KEKUATAN MENGAMBIL TINDAKAN DAN MENGENDALIKAN EGO.
PLUS 5. RASA HUMOR J
Contoh KONGKRET
Kita pindah tempat tinggal ke rumah bekas yang kotor, penuh sarang laba-laba, cat mengelupas, dan lain-lain.
Lingkaran Kepedulian/respon reaktif :
Terus mengeluh.
Menyalahkan pemilik yang tidak pernah merawat.
Terus mencari kekurangan rumah itu.
Lingkaran Pengaruh / respon proaktif :
Setelah melihat…Diam sejenak…Menerima keadaan. Tersenyum. CALM DOWN.
Membersihkan rumah tersebut hingga bersih dan nyaman untuk dihuni ;)
2.
YANG MUDA YANG
BERPRESTASI
n Henry Indraguna
Pria muda
kelahiran Bandung ‘73 merupakan bos pemilik The Auto Bridal Indonesia. Sebuah
tempat usaha cuci mobil ‘busa salju’.
Dalam membangun
bisnisnya ini, Henry berkali-kali mengalami jatuh bangun. Berbagai bidang
wirausaha pernah dijalaninya. Namun, ia selalu bangkrut dan kembali dari nol.
Untuk modal
bisnis cuci mobil ini, Henry berutang kepada mertua dan kerabatnya.
Awal-awal
berdirinya bisnis cuci mobil ini, Henry agak kurang diminati masyarakat.
n Namun, Henry menganggap hal itu sebagai proses “part of game’yang
harus dilaluinya. Henry merasa tertantang untuk mengubah citra tempat cuci
mobil yang terkesan kotor menjadi bersih dan nyaman. Ia pun mewujudkannya
dengan inovasi cuci salju The Auto Bridal.
Kini, usaha
tersebut telah mencapai omset sebesar 7,5 miliar rupiah tiap bulan. Henry terus
melakukan inovasi untuk mengembangkan bisnis cuci mobilnya.
n Henry kemudian
menggagas cuci mobil ice cream, salon mobil, dan motor bridal. The Auto Bridal
Indonesia milik Henry tiap bulan melayani lebih dari 120 unit mobil dengan
ongkos cuci sebesar Rp. 35.000,00 per unit mobil. Henry memiliki sekitar 84
cabang dari The Auto Bridal Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia.
n Meraih penghargaan
Outstanding Enterpreneurship Award 2008. Kisah Henry tercatat dalam sebuah buku berjudul “Kumpulan Kisah Para
Pengusaha Muda Yang Sukses Berbisnis dari Nol, Rahasia jadi Enterpreneur Muda
oleh Jennie S. Bev.
n Dalam bukunya, Jennie mengatakan bahwa untuk berwirausaha sebenarnya
mudah, yaitu dengan meningkatkan mindset (cara berpikir) yang sudah terpola
dengan keberanian untuk membuka bisnis sendiri.
SS (SPESIAL
SAMBAL).
Yoyok Heri. W. (38 tahun). Berawal
dari kegemaran akan sambal, seorang sarjana teknik kimia UGM memulai membuka usaha warung tenda bersama
teman-temannya. Pada tahun 2002 dengan konsep warung tenda Yoyok Heri Wahyono
38 tahun bersama teman-temannya membuka usaha makanan dengan mengandalkan cita
rasa sambal yang pedas.
WHY?
n Terbukanya akses
pendidikan yang lebih bagus,
n Semakin mudah
informasi,
n Semakin bagusnya
penemuan-penemuan,
n Semakin bagusnya
penguasaan skill,
n Semakin berlimpahnya
penyedia resource,
n Adanya goal setting.
SUCCESS IS A MINDSET, IT IS NOT JOURNEY OR DESTINATION.
3. GOAL SETTING (PENETAPAN TUJUAN)
Suatu perbuatan
(performance) yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan.
Sekumpulan
aktivitas yang menggunakan rencana terdiri dari sub goal dan strategi yang
digunakan untuk mencapai keseluruhan tujuan tersebut.
n Kadang-kadang dalam mencapai tujuan tersebut orang mengalami penurunan
usaha, yaitu tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik. Untuk mengatasi hal
tersebut, sebelum menentukan tujuan orang harus mempunyai kemampuan untuk
mengenali diri tentang kelebihan dan kekurangan. Kemudian, ditanamkan “do your
best” atau ‘aku pasti bisa”(afirmasi positif).
KAIDAH GOAL
SETTING
n Bermakna pribadi, yaitu tujuan sebaiknya mempunyai
arti bagi diri seseorang. Tujuan-tujuan yang dikejar hanya untuk menyenangkan
orang lain cenderung tidak menarik untuk dilakukan, apalagi karena meniru atau
ikut-ikutan apa yang dilakukan orang lain.
n Realistik, yaitu sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki, dan ada kemungkinan untuk mencapainya.
n Jelas dan rinci, tujuan yang luas dan abstrak tidak
akan mengarahkan orang pada tujuan yang akan dicapai.
n Beresiko sedang, yaitu kemungkinan tercapainya lebih
besar daripada kemungkinan gagalnya tetapi tidak terlalu mudah untuk
mencapainya.
n Dapat diukur, yaitu ada kriteria ukuran
keberhasilannya, misalnya dalam satuan jumlah (kuantitas), mutu dan waktu
n Mempunyai batasan waktu, yaitu waktu yang ditetapkan
untuk mencapai sebuah tujuan.
CARA MELAKUKAN GOAL SETTING
n Tentukan dan putuskan apa yang anda inginkan/tujuan
anda sejelas-jelasnya.
n Tuliskan di atas selembar kertas (jangan hanya diingat). Goal yang tidak
tertulis bukanlah goal, tetapi hanya angan-angan.
n Tetapkan tengatnya, kapan goal itu sudah harus tercapai.
n Pecah/uraikan goal itu menjadi sub-goal yang terukur dan terarah.
n Goal perlu dibagi menjadi komponen/sub-goal yang lebih kecil agar kita lebih
mudah mengukur kemajuan yang dicapai. Selain itu, saat kita berhasil mencapai
sub-goal, kita telah melihat diri kita sendiri berhasil dan kita tahu kita
mampu. Ini sangat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri.
n Buat daftar tindakan yang harus anda lakukan untuk dapat mencapai tujuan
anda.
n Atur daftar tindakan anda menjadi suatu perencanaan-tuliskan di atas
selembar kertas.
n Lakukan tindakan.
n Lakukan sesuatu setiap hari yang membawa anda semakin dekat dengan
pencapaian tujuan anda.
n Tinjaulah setiap hari.
n Rencanakan setiap tindakan yang akan anda lakukan (sehari sebelumnya).
Perencanaan yang baik menghindarkan anda dari unjuk prestasi yang buruk. Dengan
perencanaan 10% anda menghemat waktu 90%.
4.
LEARNING
SKILL
KONSEP LEARNING
n Learning Skill Adalah kemampuan seseorang untuk belajar .
n Hakekat
belajar adalah perubahan.(kognitif, afektif, psikomotorik) Perubahan menjadi
lebih baik.
n Salah satu cara belajar adalah belajar dari
pengalaman.
n Belajar dari pengalaman pada dasarnya adalah upaya
seseorang yang melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda.
CIRI-CIRI BELAJAR
- Perubahan yang terjadi secara sadar, yaitu individu menyadari perubahan tersebut. Perubahan tingkah laku karena mabuk atau keadaan tidak sadar tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
- Perubahan dalam belajar bersifat fungsional yaitu perubahan tersebut berguna bagi pengembangan kepribadian.
- Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Positif berarti perubahan kearah lebih baik dari sebelumnya. Aktif berarti karena usaha individu, bukan terjadi dengan sendirinya.
D. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Tingkah laku setelah belajar akan bersifat
menetap.
E. Perubahan
dalam belajar bertujuan dan terarah. Perubahan tingkah laku terjadi karena ada
tujuan yang akan dicapai.
F.
Perubahan mencakup seluruh aspek
tingkah laku. Perubahan yang terjadi setelah belajar meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku.misalnya belajar sepeda, selain bisa bersepeda juga
mengetahui cara kerjanya, alat-alat sepeda, jenis sepeda dan lain-lain.
Learning adalah kunci untuk mendapatkan apa
yang diinginkan.
Learning adalah kemampuan yang selalu
dibutuhkan, baik itu untuk karir ataupun dalam menjalani kehidupan.
Dengan belajar dapat membuat seseorang
sukses dalam profesi maupun sukses dalam kehidupan.
MANFAAT
LEARNING :
n Learning akan
menambah kapasitas kita siap dipekerjakan [employability].
n Learning akan membuat kita siap hidup dan menghadapi
segala masalah dan tantangan.
n Dengan learning, kita dapat memenuhi tuntutan
perubahan dan kebutuhan. Perubahan terus ada, ini yang harus dipahami dan
disiasati.
n Learning akan membantu
kita dalam membuat pilihan yang tepat.
n Learning akan meningkatkan kepercayaan dri kita,
juga akan meningkatkan kemandirian.
Orang bijak selalu
belajar kapanpun ia sanggup, sementara Orang yang bodoh hanya akan belajar
ketika ia terpaksa. [Duke of
Wellington].
Jadi kunci dari proses learning, adalah aktualisasi dan
antisipasi.
n Aktualisasi terkait dengan potensi [bahan baku] dan prestasi [berbagai
bentuk pencapaian yang diraih dalam hidup] atau kesuksesan.
n Dalam proses aktualisasi tidak mungkin mulus sampai goal nya. Pasti ada yang disebut
problem [penyimpangan], keterbatasan [limiting
factors], hambatan atau rintangan [barier and stresor].
Pelajari problem yang ada,
temukan jalan keluarnya agar tidak muncul lagi dan menambah pengalaman dan
pengetahuan di lapangan.
Kegagalan
sebenarnya kita butuhkan. Kegagalan merupakan pendorong. Semua yang dipelajari
dari pelatihan, kita pelajari dari kegagalan. [Rick Pilino]
Realitas lapangan
tidak selalu mendukung kita. Kalau kita munculkan keinginan-keinginan untuk
meraih sukses, sementara melupakan proses untuk memperbaiki kemampuan dalam menghadapi
kegagalan, berarti kesuksesan yang kita raih adalah kesuksesan yang setengah2.
Berarti kita hanya akan berbuat baik ketika situasi dalam keadaan yag baik.
Padahal di lapangan tidak selalu enak keadaannya.
Harus ada perubahan
perilaku untuk menghadapinya. Perlu
untuk perubahan elemen- elemen bathin dalam diri kita. Misal perubahan
pengetahuan, penyikapan, wawasan, pengalaman, keahlian, dan spiritualitas untuk
menghadapinya.
Learning, berbeda dengan Education dan Training
n
Learning adalah form the inside-out [dari dalam ke
luar] dan training atau education adalah luar ke dalam [from the outside-in]
n
Learning, adalah proses
memperbaiki/mengubah tiga aspek di dalam diri. [kognitif, afektif dan
psikomotorik]
n
Kognitif [wawasan], afektif
[penyikapan, perasaan], psikomotorik [perilaku].
Model learning: adaptative learning dan
generative learning.
n
Adaptative Learning : Kondisi
seseorang ketika melakukan perubahan ke arah perubahan berdasarkan masalah dan
hambatan keterbatasan.
n
Generative Learning :Kondisi seseorang
yang melakukan proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik berdasar
keinginan yang hendak diwujudkan.
5.
PROBLEM SOLVING SKILL
(STRATEGI COPING)
(STRATEGI COPING)
Jenis stressor yaitu Fisik, Psikologis, dan Sosial.
Stressor fisik berasal dari luar, seperti Zat
kimia, polusi air udara suara, makanan, mikroba, radiasi,
obat-obatan, suhu udara, kelembaban, trauma, latihan fisik.
Stressor psikologis berupa emosi yang sangat
kuat, biasanya yang bersifat negatif, seperti : frustrasi, anxietas, rasa
bersalah, kuatir, marah, benci, sedih, cemburu, rasa kasihan pada diri sendiri,
rasa rendah diri, takut.
Stressor sosial yaitu
tekanan dari luar yang disebabkan oleh interaksi individu dengan lingkungannya.
Banyak stressor sosial yang bersifat traumatik dan tak dapat dihindari, seperti
: Kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pensiun, perceraian,
masalah keuangan.
Strategi Coping :
Adalah usaha atau strategi untuk
memecahkan masalah.
Strategi
coping dibagi 2:
- Problem-focused coping (P), yang menitikberatkan pada upaya pemecahan masalah
- Emotion-focused coping (E), yang menekankan pada regulasi emosi
Bentuk2
strategi coping menurut Folkman dan Lazarus :
Planful problem-solving
(P). Melakukan analisa untuk mendapatkan solusi
dan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah.
ex: Tahu bahwa Anda akan menghadapi tiga ujian
sekaligus di hari Senin, Anda kemudian menimbang-nimbang waktu yang Anda punyai
untuk belajar; tingkat kesulitan sekaligus banyaknya bahan tiap ujian untuk
dapat menentukan bahan mana yang akan Anda pelajari lebih dulu; proporsi waktu
belajar; dan cara belajar apa yang efektif.
Confrontive coping
(P).
Dalam melaksanakan strategi ini, Anda berani untuk melakukan respon yang
asertif untuk merubah situasi.
EX:
Anda melancarkan keberatan pada dosen atau pihak fakultas tentang
dilaksanakannya tiga ujian sekaligus dalam satu hari.
Seeking social-support (P/E). Strategi
ini dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah maupun untuk regulasi emosi.
EX: Cemas harus menghadapi ujian 3 sekaligus, Anda bisa
meminta bantuan seorang teman untuk mengajari Anda (P) atau berkeluh kesah pada
sahabat (E).
Self-control
(E)
mencakup pengendalian diri untuk memodulasi emosi. Marah sekali karena ujian 3 sekaligus, namun
anda tetap berusaha mengendalikan emosi anda.
Distancing (E) terjadi
saat Anda, umumnya secara kognitif, “menjauhi” permasalahan yang Anda hadapi.
Anda berusaha tidak memikirkan ujian
3 sekaligus tersebut, atau Anda membangun pemahaman, “Ah, itu kan cuma untuk
nilai ujian. Gurunya juga nilai usaha kita kan.”
Escape-Avoidance (E). Dalam
pelaksanaannya, Anda “melarikan diri” dari masalah yang Anda hadapi. Anda dapat
melakukannya dengan tenggelam dalam pikiran bahwa masalah ujian tersebut dapat
terselesaikan dengan sendirinya atau Anda menyerah dan hanya pasrah.
Accepting Responsibility ( E).
Menyadari posisi
dalam permasalahan sekaligus berupaya memperbaiki keadaan.
Ex:Saat
pengambilan KHS ada nilai yang tidak seperti yang Anda harapkan, Anda mungkin
saja melihatnya sebagai akibat dari ketidakmampuan Anda melakukan pembagian
waktu belajar yang baik. Untuk itu, Anda menerima kekurangan tersebut dan
melakukan perbaikan dalam hal study.
Ex:Saat organisasi yang Anda pimpin
tidak berhasil mencapai target yang diharapkan (memenangkan suatu kompetisi,
misalnya), Anda mungkin saja melihatnya sebagai akibat dari ketidakmampuan Anda
melakukan pembagian kerja yang baik. Untuk itu, Anda menerima kekurangan
tersebut dan melakukan perbaikan pembagian kerja.
Positive reappraisal
(E)
adalah saat Anda mencoba mendapatkan pemahaman positif dari sebuah masalah.
ex: Walaupun Anda patah hati karena
merasa tidak cukup menarik sehingga si gebetan tidak memperhatikan Anda, hal
tersebut Anda lihat sebagai pengalaman berharga yang mengajarkan sesuatu.
Upaya mengurangi tekanan akibat
stress
Latihan Relaksasi,.
mengurangi rasa cemas,
menidurkan mereka yang insomnia dan mengurangi sakit kepala yang ditimbulkan
oleh stress.
Prosedur : - Pengenduran
otot tubuh, secara teratur dan berulang, relaksasi dipakai dalam menghadapi
stress,
prosedur kognitif untuk menenangkan
pikiran, dengan memberi kata-kata penguat (do’a), atensi pasif menghadapi
stress.
Self-talk ~ Percakapan Kalbu.
Sejak
kecil kita punya ‘perlengkapan’ berpikir yaitu percakapan kalbu,dimana kita
biasa mendengar apa yang hati nurani katakan kepada kita. Isi percakapan itu
bisa positif, membuat kita optimist, tetapi seringkali juga negative, membuat kita
tertekan-stress. Kita masih perlu lebih mengembangkan arah percakapan kalbu yang positif. Dalam hal
menangani stress, kita perlu bisa secara sadar mengganti isi percakapan yang
tidak mendukung dengan kalimat yang bisa mendukung kita. Langkah ini biasa disebut
percakapan kalbu: ‘stop~ganti’ yang bisa kita latihkan
di diri kita. “SAYA PASTI BISA”
Solusi lain:
1. Diagnosis personal dari stress.
2. Pengetahuan tentang stress .
3. Berpikir positif dan sikap yang
positif.
4. Manajemen perencanaan, organisasi
dan waktu.
5. Aktivitas fisik dan nutrisi,
termasuk olahraga dan mengembangkan hobi.
6. Aktivitas otak kiri dan kanan
yang seimbang.
7. Toleransi/ fleksibilitas/ adaptabilitas.
8. Enthusiasm/semangat.
9. Rasa humor.
10. Kebijaksanaan.
11. Social Support.
12. Siraman rohani.
CEMAS SAAT UJIAN
Cemas
menghadapi ujian atau test adalah salah satu bentuk stress yang lumrah dihadapi
oleh hampir semua orang, bagaimana kita sebaiknya menangani stress tersebut.
Kecemasan dalam kadar sedikit, tidak apa-apa, malah bagus sebab bisa memotivasi
kita untuk belajar lebih giat mempersiapkan diri menghadapi ujian. Namun
demikan, apabila kecemasan tersebut sudah berlebihan, bisa menjadi distress,
justru akan membuat prestasi kita terganggu sebab kita tidak bisa berpikir
dengan jernih. Lebih parah, apabila kecemasan ini kita pergunakan sebagai
alasan ‘excuse’, maka hal itu akan merusak kepribadian kita.
CARA MENGATASI CEMAS SAAT UJIAN.
1. Biasakan
diri dengan situasi ujian, dengan cara antara lain :
a. Kenali
ruang dimana kita akan ujian
b. Belajar
memadai, dan banyak berlatih sesuai tipe ujian (open-end,multiple choice atau
essay ) yang akan dihadapi.
2.
Kendalikan emosi, pikiran dan tindakan
a. Hindari
kecenderungan meragukan diri ataupun percakapan kalbu negative. Apabila kita
memang ragu kurang menguasai bahan, tidak ada cara lain cobalah belajar, kuasai
secara memadai. Selanjutnya apabila ada percakapan pikiran negative, lakukan
teknik ‘sop-ganti’ dan katakan “SAYA
PASTI BISA”.
3. Persiapan
Fisik.
a. Asupan
nutrisi yang sesuai untuk situasi ujian ( tidak terlalu kenyang, bergizi dan
seimbang )
b. Cukup
istirahat dan relax.
c. Sebaiknya
tetap lakukan exercise seperlunya.
4. Pelajari
skill relaksasi yang amat menolong segera :
a. Tarik
nafas dalam secara teratur. Metode ini merupakan teknik yang paling sederhana,
yang bisa menolong kita menenangkan respons fisiologik/faal yang ditimbulkan
oleh perasaan kita.
b. Berdoa
dan upaya spiritual lainnya.
6. PROBLEM SOLVING SKILL II
•
Globalisasi juga memunculkan berbagai
masalah problem yang dulunya belum pernah ada.
•
Kata kunci bukannya lari dari masalah,
namun bagaimana menghadapi atau menyiasatinya.
MUNCULNYA
PROBLEM..
•
Karena keterbatasan material.
•
Karena keterbatasan finansial.
•
Keterbatasan sumber daya manusia.
•
Keterbatasan dalam menangani perubahan
faktor eksternal.
KECAKAPAN
BERFIKIR..
Menyangkut antara lain :
- Bagaimana seseorang melihat problem.
Problem bisa dimaknai menjadi tantangan, jembatan untuk
kemajuan
- Bagaimana seseorang menggambarkan strategi dalam menyelesaikan persoalan.
Apa yang ada dalam fikiran kita mengenai apa yang akan
kita lakukan.
3 dari
terminologi yang terkait dengan kompetensi:
- Berpikir analitis, kemampuan seseorang memahami situasi dengan mengurai masalah menjadi bagian yang lebih rinci.
- Berpikir konseptual, kemampuan seseorang dalam memahami situasi dengan cara memandangnya sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.
- Berpikir kreatif, Kemampuan seseorang menemukan produk yang lebih unggul dari yang lama.
Beberapa yang
harus diperhatikan untuk mengambil keputusan:
•
Meningkatkan kepercayaan diri
•
Meningkatkan kemampuan menghadapi
stressor
•
Menaikkan optimisme dan singkirkan
pesimisme
•
Pentingnya spiritualisme di tempat
kerja
Spiritual dari spiritus
yang artinya dapat memperkuat vitalitas hidup kita.
•
Dorongan untuk berubah, adalah kunci
keberhasilan.
•
Training akan berhasil, apabila
orangnya ingin berubah.
•
Orang akan dapat membedakan mana yang
penting dan mana yang tidak, Dapat mengambil manfaat dari penderitaan yang
telah dilalui, mempunyai kemampuan untuk lebih bijak
Jadi dalam
menyelesaikan masalah….
•
Harus mempunyai kepercayaan diri,
kreatif melihat permasalahan, bijak menyelesaikan masalah, berfikir optimis,
dan selalu didampingi dengan spiritual.
7. MENGATASI konflik SECARA konstruktif
Konflik
melibatkan perasaan,pemikiran dan lain-lain [sifatnya fisik dan non fisik]
1. The invisible conflict
•
Konflik yang terjadi masih pada batin
saja, jadi tidak nampak.
•
Pada saat ini tidak nampak dalam
komunikasi, ucapan, sikap atau tindakan
•
Biasanya masih dalam taraf tidak
menyinggung masalahnya apabila bertemu dalam satu bidang atau waktu.
2. The Perceived/experienced conflict
1.
Konflik yang terjadi pada tingkatan
ini adalah konflik yang sudah diketahui, dialami, atau sudah tampak.
- Ketidak cocokan dengan lawan sudah ditampakkan dengan perlawanan-perlawanan.
- Dari masalah pendapat,motif, tuntutan, tindakan, dan bentuknya adalah perlawanan mulut atau sikap.
3. The Fighting.
•
Sudah berubah dalam bentuk perlawanan
fisik,baku hantam [agresif]
•
Kondisinya sudah tidak dapat ditahan
dengan hanya berucap saja, namun sudah dengan tindakan
•
Apabila dalam pembicaraan sudah dengan
emosi
PENYEBAB KONFLIK:
•
Merasa tidak dihargai, didiskreditkan
terutama pada momen2 yang sensitif.
•
Manajemen gagal mendefinisikan peranan
dan tugas masing2 anggota secara jelas. Terjadi overlap tugas.
•
Komunikasi yang lemah. Kaitannya
dengan keputusan yang tidak jelas atau sosialisasi yang tidak jelas.
•
Kegagalan mengendalikan diri atau
kehilangan kendali [loosing control/ temperament]
•
A personality clash dengan bentuk macam2. Orang
yang tidak suka dengan gaya kepemimpinan/gaya kerja individu tertentu akan
menimbulkan konflik.
•
Kurang pengalaman dalam menduduki
posisi/jabatan tertentu, biasanya akan menimbulkan konflik.
Konflik dapat menjadi positif:
•
Secara teori, konflik bersifat jelek.
•
Perspektif yang perlu dimunculkan
bukan semata-mata bahwa itu jelek atau tidak.
•
Kenyataan, bahwa konflik sulit
dihindari walau kita tidak menghendaki.
•
Karena merupakan konsekuensi
komunikasi
•
Jadi yang perlu dimunculkan adalah
perspektif positif apabila memang benar-benar tidak mampu dihindari Tujuan
perspektif positif, agar kita tetap
menjadi lebih positif menghadapi hal2 yang tidak positif
•
Kita tidak terlalu terbawa keadaan
yang tidak sehat
•
Efek negatif akan terbawa dalam
kinerja kita.
Mengelola
konflik agar dapat memacu produktivitas kerja
•
Fokuskan konflik pada
kepentingan,kebutuhan atau prestasi
•
Menggunakan cara-cara yang terbuka,
dengan tujuan memacu diri dalam mencapai sasaran yang diinginkan
•
Ciptakan cara yang kreatif agar dapat
menghasilkan yang maksimal
TANDA-TANDA
KONFLIK DESTRUKTIF
•
Pada dasarnya bentuk konflik memang
destruktif atau kontra produktif
•
Terjadi apabila fokus konflik adalah
individu.Terutama semua merasa benar.
•
Ketika semua tindakan individu
dianggap selalu salah , padahal salah adalah bagian dari tindakan.
•
Ketika hanya keinginan pribadi yang
muncul, bukan keinginan bersama
•
Ketika tidak ada usaha untuk
mengkomunikasikan konflik pada individunya
•
Ketika problem terus bertambah, dan
dibiarkan.
•
Semua tergantung bagaimana kita dapat
mengatur diri.
CARA
MENGONTROL EMOSI
- Catch, sadar emosi kita sedang bermasalah
- Change,berusaha mengganti dengan yang lebih positif
- Create, menciptakan pespektif , tindakan yang tidak memperkeruh suasana.
THE FUTURE IS YOURS
BE POSITIVE, PROACTIVE, AND REACH UR GOALS NOW
GOD ALWAYS BE WITH U J
|
J GOOD LUCK GUYS AND GALS
J
No comments:
Post a Comment